LEGENDA BATU MALIN KUNDANG
8 October 2019 314x Artikel
Batu malin kundang adalah relief berupa pecahan kapal seseorang yang bernama Malin Kundang tertelungkup dipantai air manis, kota Padang, Sumatera Barat, bongkahan batu mengambarkan akhir hidup dari tokoh Malin Kundang, saudagar yang saat datang ke kampungnya mendapatkan kutukan karena tidak mengakui ibu kandungan.
Keberadaan batu malin kundang ini menarik banyak wisatawan, bentuknya yang menyerupai manusia ini sangat membuat banyak orang lain penasaran ingin melihatnya. Dan untuk mengunjungi Batu Malin Kundang ini tentunya tujuan utamanya adalah Pantai Air Manis. Pantai dengan pasir yang berwarna putih kecoklatan ini apabila air lautnya pasang naik, maka ombaknya akan menghempas batu tersebut dan bahkan dapat menutup Batu Malin Kundang ketika air laut pasang besar, maka batu-batu itu akan menyerupai dinding kapal yang sudah pecah, pastinya akan sangat terlihat indah.
Terbentuknya Batu Malin Kundang seperti itu bukanlah suatu kesengajaan atau karya dari seorang pemahat yang ahli. Namun Batu Malin Kundang terbentuk karena memang ada cerita dibaliknya. Dahulu kala, hiduplah seorang anak laki-laki yang bernama Malin Kundang, ia adalah seorang yatim dan hanya tinggal berdua saja dengan ibunya yang telah menjanda dan tua. Untuk membantu sang ibu, si Malin pun menjadi nelayan seperti almarhum ayahnya dahulu. Karena merasa kasihan dengan ibunya, Malin Kundang memutuskan untuk pergi merantau ke kota dengan niat ingin merubah kehidupan dirinya dan ibunya agar lebih baik dan tidak hidup dalam kemiskinan terus. Lalu Malin pun meminta izin ibunya agar dibolehkan pergi merantau, walau dengan berat hati merestui permintaan sang anak, sang ibu tetap merelakan Malin Kundang untuk pergi merantau.
Selama di perantauan sekalipun Malin Kundang tidak pernah kembali pulang menemui ibunya. Bertahun-tahun lamanya ibunya menanti kepulangan sang anak, selama itu pula setiap ada kapal yang mendarat sang ibu mengira itu adalah anaknya, Malin Kundang. Ternyata selama di perantauan Malin Kundang telah sukses karena dapat menikah dengan seorang putri juragan kaya tempat ia bekerja dulu. Mereka saling jatuh cinta dan juragan itu menyetujui putrinya dinikahi oleh Malin Kundang karena Malin Kundang sangat gigih dalam bekerja. Lalu setelah menikah, isteri Malin Kundang sangat ingin bertemu dengan mertuanya.
Atas permintaan isterinya akhirnya Malin Kundang setuju untuk pulang ke kampung halamannya dengan menggunakan kapal besar miliknya, walaupun sebenarnya dia sangat berat hati karena ia tidak mau isterinya tahu bahwa dia berasal dari keluarga yang miskin. Kabar kepulangan Malin Kundang pun terdengar ke telinga sang ibu. Mengetahui hal itu, ibu Malin Kundang pun menunggu kedatangan kapal Malin Kundang di tepi pantai. Saat rombongan kapal Malin Kundang tiba di tepi pantai, ibu Malin Kundang langsung menghampirinya dan menyebutnya anak. Karena takut isterinya tahu, Malin Kundang menyangkal bahwa perempuan renta dan miskin tersebut adalah ibu kandungnya. Merasa tidak diakui sebagai ibu oleh anak kandungnya, ibunya pun merasa sedih dan marah, lalu ibunya pun memanjatkan doa agar Tuhan menghukum dan mengutuk anaknya menjadi batu. Saat itu langsung datanglah petir dan badai besar. Mengetahui doa sang ibu didengar Tuhan, Malin Kundang berusaha memohon maaf dengan posisi bersujud ke tanah kepada ibunya. Namun terlambat baginya karena kutukan tersebut terlanjur terjadi pada dirinya hingga ia menjadi batu, begitu juga dengan kapal dan seluruh awak kapalnya.
Mungkin Anda tertarik membaca artikel berikut ini.
Museum Kereta Api Sawahlunto
Stasiun kereta api nonaktif kelas II yang sekarang di alih fungsikan oleh Pemerintahan Sawahlunto sebagai Museum Kereta Api dan di resmikan pada 17 Desember tahun 2005 oleh Bapak wakil Presiden Jusuf kala . Era perkertaapian di Sumatra Barat di mulai dari pembangunan jalur kereta api oleh perusahaan kereta api Negara Sumatera Staats Spoorwegen (s... selengkapnya
TOUR DE SINGKARAK
Tour de Singkarak sudah 10 kali dilaksanakan, Event ini bertujuan menempatkan Sumatera Barat dalam peta destinasi pariwisata dunia melalui event olahraga skala internasional, dan tahun ini ( 2019 ) adalah kali ke 11 Tds di adakan tepat pada tanggal 2 – 10 November 2019. Hendri Agung Indrianto (Kepala Bidang Pemasaran, Dinas Pariwisata Sumatra Barat )... selengkapnya
PANTAI GANDORIAH
Pantai Gandoriah objek wisata pantai yang terletak sekitar 100 meter dari pusat kota Pariaman, Provinsi Sumatera Barat, Indonesia. Pantai Gandoriah berjarak sekitar 60 km dari Kota Padang. Pada hari libur pantai ini dilewati oleh kereta api wisata yang datang setiap hari dari stasiun Simpang Haru Padang menuju stasiun Pariaman. Di Pantai Gandoriah ini setiap... selengkapnya
Kontak Kami
Apabila ada yang ditanyakan, silahkan hubungi kami melalui kontak di bawah ini.
-
Hotline
+628119991144 -
Whatsapp
+628119991144 -
Email
tour.dreamland@gmail.com
Belum ada komentar